Kategori

Lingkungan

Kebakaran Hutan & Lahan: Bencana Tahunan yang Bisa Dikendalikan?

Diposting pada Senin, 05 Mei 2025
Media Sosial
Social Media Icon 1Social Media Icon 2Social Media Icon 3
image-1746417669887-443488455.jpg

Table of Contents

Masihkah Kita Menormalisasi Karhutla?

Kenapa Kebakaran Masih Terjadi?

ISO 14064: Mengelola Emisi, Mencegah Bencana

Aksi Nyata Dimulai dari Sistem yang Tertata



Masihkah Kita Menormalisasi Karhutla?

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) telah menjadi momok tahunan di Indonesia, terutama di wilayah Kalimantan dan Sumatera. Meskipun laporan terbaru dari Kementerian Lingkungan Hidup menunjukkan penurunan signifikan titik panas hingga 80% pada April 2025, masalah ini tetap tidak bisa dianggap selesai. Ribuan hektar hutan hangus setiap tahun, menyebabkan kerusakan ekosistem, hilangnya keanekaragaman hayati, dan kabut asap yang membahayakan kesehatan jutaan warga. Data dari SiPongi KLHK menunjukkan bahwa Kalimantan Selatan mencatat luas karhutla sebesar 98.637 hektar, Kalimantan Barat 68.422 hektar, dan Kalimantan Tengah 47.432 hektar. Fakta ini menyiratkan bahwa meskipun intensitasnya menurun, skala dampaknya tetap besar. Baca juga Strategi Manajemen Risiko Bisnis dengan ISO 31000 di Masa Sulit.
 

Kenapa Kebakaran Masih Terjadi?

Kebakaran hutan seringkali dipicu oleh pembukaan lahan secara ilegal menggunakan api sebuah metode yang cepat dan murah, namun sangat merusak. Selain itu, pengawasan yang lemah, minimnya upaya mitigasi risiko, serta perubahan iklim yang memperparah kekeringan membuat kebakaran menjadi ancaman yang terus mengintai. Padahal, jika setiap entitas, terutama perusahaan yang bergerak di sektor agrikultur, perkebunan, atau kehutanan, menerapkan sistem lingkungan yang terstandar, potensi risiko ini bisa dikendalikan lebih baik. Baca juga Menimbang Tambang Emas di Indonesia: Peluang, Tantangan, dan Urgensi Kepatuhan Lingkungan.


ISO 14064: Mengelola Emisi, Mencegah Bencana

Salah satu standar internasional yang relevan untuk menjawab tantangan ini adalah ISO 14064. Standar ini berfokus pada pengukuran, pelaporan, dan verifikasi emisi gas rumah kaca (GRK) yang kerap menjadi penyebab utama krisis iklim, termasuk peningkatan risiko karhutla. Dengan menerapkan ISO 14064, organisasi dapat:

  • Mengidentifikasi sumber utama emisi GRK secara akurat
  • Menyusun strategi mitigasi lingkungan berdasarkan data yang tervalidasi
  • Meningkatkan transparansi dan kredibilitas laporan lingkungan
  • Menjadi bagian dari solusi perubahan iklim secara nyata


Selain ISO 14064, penerapan ISO 14001 yang berfokus pada sistem manajemen lingkungan juga dapat memperkuat kesiapan organisasi dalam merespon dan mencegah risiko lingkungan secara menyeluruh. Baca juga Terbukti Efektif! Ini Cara ISO 45001 Turunkan Risiko Kecelakaan Kerja.


Aksi Nyata Dimulai dari Sistem yang Tertata

Bayangkan jika seluruh perusahaan sektor perkebunan dan kehutanan di Indonesia menerapkan pelaporan emisi terstandar. Pemerintah akan lebih mudah mengontrol area rawan dan masyarakat akan terlindungi dari bencana tahunan ini. Karhutla bukan hanya isu lingkungan, tetapi juga isu yang menjadi tanggung jawab bersama. Dengan sistem ISO yang tepat, Anda bisa ikut mencegah krisis sebelum terjadi. Konsultasikan bersama Mitra Berdaya Optima, partner terpercaya untuk transformasi lingkungan yang berkelanjutan. Hubungi kami melalui WhatsApp untuk konsultasi gratis!

Banner Image Mitra Berdaya Optima
Sebelumnya
Logo MItra Berdaya Optima
PT Mitra Berdaya Optima

Yogyakarta Office

Jalan Dladan No. 98 Tamanan, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55191

Jakarta Office

Jalan Mampang Prapatan Raya No.73A Lantai 3 Jakarta Selatan 12790

Ikuti Kami

Social Media Icon 1Social Media Icon 2Social Media Icon 3Social Media Icon 4Social Media Icon 5
© Hak Cipta 2025 PT Mitra Berdaya Optima - Semua Hak Dilindungi